Tempat Sampah Pintar

 Tempat Sampah Pintar






REFRENSI :

1. Bahtiar, Y.A. et al. (2019) ‘Pemilah Organik dengan Sensor Inframerah Terintegerasi Sensor Induktif dan Kapasitif’, Jurnal EECCIS, 13(3), pp. 109–113. (IR Proximity Inductive, IR Proximity Capasitive)

2. Ayutantri, D.A., Dedy Irawan, J. and Wibowo, S.A. (2021) ‘PENERAPAN IoT (Internet of Things) DALAM PEMBUATAN TEMPAT SAMPAH PINTAR UNTUK RUMAH KOS’, JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika), 5(1), pp. 115–124. Available at: https://doi.org/10.36040/jati.v5i1.3263.

3. Sutarti, Siswanto and Mulyanto, J. (2020) ‘Purwarupa Tempat Sampah Pintar Berbasis Arduino Uno’, Dinamika Informatika, 9(2), pp. 1–15. (Ultrasonik, LDR, IR Proximity)

4. Al Mubarok, F.R. et al. (2018) ‘Tempat Sampah Otomatis Berbasis Arduino’, Politeknik Harapan Bersama [Preprint], (09). (Ultrasonik, Sensor Air)

5. Yunus, M. (2018) ‘Rancang Bangun Prototipe Tempat Sampah Pintar Pemilah Sampah Organik Dan Anorganik Menggunakan Arduino’, Proceeding STIMA, 1(1), pp. 340–343. (IR Proximity Inductive, IR Proximity Capasitive)


TIPS & TRICK :


1. Abstrak[Back]


       Kebersihan dan kesehatan lingkungan merupakan dari sampah merupakan salah satu hal yang sangat penting. Hampir setiap tempat sudah tersedia tempat sampah. Namun tidak semuanya mempunyai perbedaan warna sesuai dengan jenis sampah. Ditambah lagi dengan kebiasaan kebanyakan orang yang ingin hal praktis termasuk untuk membuang sampah, sehingga sering kita temui berbagai jenis sampah menumpuk di satu tempat sampah saja. Kondisi ini akan menyebabkan pengolahan sampah menjadi semakin sulit dan butuh proses tambahan untuk memisahkan sampah sesuai jenisnya. Maka, perlu suatu inovasi agar sampah dapat dibuang berdasarkan jenisnya namun tetap praktis, sehingga pemilahan dan pengelolaan menjadi lebih mudah.  
    Disini kami menggunakan 3 jenis sensor yaitu Sensor Ultrasonik untuk membuka dan menutup tempat sampah dan juga sebagai indikator tempat sampah penuh, Sensor IR Proximity untuk mendeteksi sampah logam/non-logam, dan Sensor PH untuk mendeteksi sampah cairan berbahaya.

2. Pendahuluan[Back]


  Permasalahan lingkungan yang bersumber dari sampah selalu menjadi masalah langganan di Indonesia. Bisa terlihat dengan sampah yang belum terkelola dengan baik sesuai dengan jenis sampahnya dikarenakan sudah bercamour dengan jenis sampah lain, dapat dilihat dari banyaknya timbunan sampah di area pembuangan akhir yang sulit untuk diolah.
    Hal ini bisa disebabkan faktor kurangnya minat dan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat sampah sesuai dengan jenisnya, dikarenakan hampir semua orang menginginkan sesuatu yang praktis dan sederhana termasuk untuk membuang sampah.
    Oleh karena itu kami merencanakan sebuah alat berupa tempat sampah pintar yang bisa memisahkan sampah otomatis sesuai dengan jenisnya. Selain praktis, alat ini juga bisa sebagai daya tarik agar masyarakat mau membuang sampah pada tempatnya dan juga sebagai edukasi kepada anak-anak terkait pentingnya mengelola sampah.
 

3. Tinjauan Pustaka[Back]

A. Sampah


Pengertian sampah diatur di dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah yang dimaksud yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau sisa proses alam yang dapat berbentuk padat atau semi padat, dapat berupa zat organik atau organik, dan bersifat bisa terurai atau tidak bisa terurai yang dianggap tidak berguna dan dibuang ke lingkungan.

B. Tempat Sampah Pintar

Tempat Sampah Pintar merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah alat berupa tempat sampah yang bekerja secara otomatis untuk membuka dan menutup serta memilah sampah sesuai jenisnya.





C. Sensor Ultrasonik

 

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).

D. Sensor IR Proximity


Infrared Proximity Sensor merupakan sensor inframerah yang dapat digunakan untuk pedeteksi halangan, pendeteksi warna (hitam atau putih) pendeteksi gerakan dll. Sensor infrared ini sangat rentan terhadap cahaya sekitar, penggunaan diluar ruangan bisa menambahkan penutup pada sensor untuk mengurangi cahaya yang masuk.

E.  Sensor PH


Sensor pH digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan.


4. Metode Penelitian[Back]


Alur pembuatan alat :



5. Hasil dan Pembahasan[Back]






Gambar di atas merupakan contoh desain serta lata yang sudah jadi yang diperoleh setelah melakukan study literatur dari berbagai sumber. 

6. Kesimpulan[Back]


    Tempat Sampah Pintar ini sesuai dengan tujuannya yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, diharapkan dengan adanya alat ini akan semakin menarik minat masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempat sampah.

7. Daftar Pustaka[Back]

  • rimbakita.com, Pengertian, Jenis, Dampak dan Pengelolaan, https://rimbakita.com/sampah/Sampah  
  • Bahtiar, Y.A. et al. (2019) ‘Pemilah Organik dengan Sensor Inframerah Terintegerasi Sensor Induktif dan Kapasitif’, Jurnal EECCIS, 13(3), pp. 109–113.

  • Ayutantri, D.A., Dedy Irawan, J. and Wibowo, S.A. (2021) ‘PENERAPAN IoT (Internet of Things) DALAM PEMBUATAN TEMPAT SAMPAH PINTAR UNTUK RUMAH KOS’, JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika), 5(1), pp. 115–124. Available at: https://doi.org/10.36040/jati.v5i1.3263.
  • Sutarti, Siswanto and Mulyanto, J. (2020) ‘Purwarupa Tempat Sampah Pintar Berbasis Arduino Uno’, Dinamika Informatika, 9(2), pp. 1–15.

  • Al Mubarok, F.R. et al. (2018) ‘Tempat Sampah Otomatis Berbasis Arduino’, Politeknik Harapan Bersama [Preprint], (09).
  • Yunus, M. (2018) ‘Rancang Bangun Prototipe Tempat Sampah Pintar Pemilah Sampah Organik Dan Anorganik Menggunakan Arduino’, Proceeding STIMA, 1(1), pp. 340–343. 


8. Percobaaan[Back]

8.1 Prosedur Percobaan

    1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
    2. Disarankan agar membaca datasheet setiap komponen.
    3. Cari kompnen yang diperlukan di library proteus.
    4. Pasang dan simulasikan rangkaian tersebut.

8.2 Rangkaian Simulasi



8.3 Prinsip Kerja

A. Sensor Ultrasonik

Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu.

Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik). Salah satu sensor ultrasonik yang paling sering dijumpai adalah HC-SR04.

Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba.

Bunyi ultrasonik dapat merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.

CARA KERJA SENSOR ULTRASONIK

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut.

Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang tersebut.

Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.

Gambar 29. Sensor Ultrasonic

Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

  1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi di atas 20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz.
  2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika sinyal menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan kembali oleh benda tersebut.
  3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut.

Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :

S = 340 . t / 2

Dimana:

S = Jarak antara sensor dengan benda yang diukur (m).
t = Waktu yang dibutuhkan sinyal untuk kembali ke sensor (s).

APLIKASI SENSOR ULTRASONIK DALAM KEHIDUPAN

1. Bidang Kedokteran

Gelombang ultrasonik juga bermanfaat untuk diagnosis dan pengobatan dalam bidang kedokteran. Biasanya gelombang ultrasonik akan membantu untuk mendiagnosis berbagai penyakit yang dialami oleh pasien, contohnya penyakit tumor/ kanker.

Kita sering mendengar USG (Ultrasonografi) untuk ibu hamil agar dapat melihat janin dalam kandungannya. 

2. Bidang Industri

Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi keretakan pada logam, meratakan campuran besi dan timah, meratakan campuran susu agar homogen, mensterilkan makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan membersihkan benda benda yang sangat halus.

Gelombang ultrasonik juga bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan mineral maupun minyak bumi yang tersimpan di dalam perut bumi. Selain itu penggunaan sensor ultrasonik banyak ditemui di pabrik-pabrik, salah satunya sebagai pengukur level muatan pada tangki baik itu berupa zat cair maupun padat.

3. Bidang Militer

Dalam bidang militer, gelombang ultrasonik digunakan sebagai radar atau navigasi, di darat maupun di dalam air. Gelombang ultrasonik digunakan oleh kapal pemburu untuk mengetahui keberadaan kapal selam, dipasang pada kapal selam untuk mengetahui keberadaan kapal yang berada di atas permukaan air, mengukur kedalaman palung laut, mendeteksi ranjau, dan menentukan posisi sekelompok ikan.

4. Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian, sensor ultrasonik digunakan untuk memantau tanaman, aplikasi pupuk, pengukuran level, dan aplikasi lainnya. Sensor ultrasonik juga digunakan untuk memantau sistem irigasi untuk mencegah over watering dan under watering sebagai pencegahan terhadap kerusakan tanaman. Sensor ultrasonik juga digunakan untuk memantau dan mengontrol aplikasi insektisida, pupuk, dan pestisida.

Pestisida digunakan secara luas pada tanaman untuk memastikan kesehatan yang baik dan hasil yang maksimal. Sering kali, ini digunakan secara berlebihan, yang menyebabkan pemborosan. Adopsi sensor ultrasonik mendeteksi celah antara tanaman dalam baris untuk disemprot di tempat-tempat yang tidak ada tanaman.

5. Bidang Otomotif

Dalam bidang otomotif, aplikasi sensor ultrasonik yang umum sekarang ini adalah sistem keamanan saat berkendara pada mobil. Sensor ultrasonik akan mendeteksi rintangan dan memperingatkan bahkan mengerem sebelum kemungkinan terjadinya tabrakan di lingkungan lalu lintas yang padat.

Sensor tersebut ditempatkan pada bumper depan dan belakang sehingga membantu dalam menentukan kecepatan dan jarak melalui gelombang suara. Selain itu sensor ultrasonik juga digunakan pada sistem parkir mobil otomatis.


RANGKAIAN SENSOR ULTRASONIK

Sensor ultrasonik terdiri dari beberapa bagian. Berikut adalah rangkaian sensor ultrasonik.

1. Piezoelektrik

Piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan, maka material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis.

Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen piezoelektrik yang sama, maka dapat digunakan sebagai transmitter dan reiceiver. Frekuensi yang ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang disesuaikan frekuensi kerja dari masing-masing transduser. Karena kelebihannya inilah maka tranduser piezoelektrik lebih sesuai digunakan untuk sensor ultrasonik.

2. Transmitter

Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang ultrasonik dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan menuju penguat sinyal.

Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen RLC / kristal tergantung dari desain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada osilator.

3. Receiver

Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter.

Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.


CONTOH SENSOR ULTRASONIK

Salah satu contoh sensor ultrasonik yang mudah dijumpai adalah HC-SR04. Sensor ini banyak digunakan karena harganya yang sangat terjangkau.Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2 cm - 4 m dengan akurasi sebesar 3 mm.

Alat ini memiliki 4 pin, pin VCC, GND, Trigger, dan Echo. Pin VCC untuk tegangan positif dan GND untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger/pemicu keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda.

Gambar 30. Cara kerja ultrasonic sensor
Gambar : Grafik Ultrasonic sensor


B. Sensor IR Proximity

Cara Kerja Sensor Proximity 


Sensor proximity sering disingkat sebagai P-Sensor. Seperti yang kita bahas di atas, fungsi sensor proximity yakni sebagai detektor keberadaan sebuah benda atau objek. Lalu bagaimana cara kerja sensor proximity?

Adapun penjelasan tentang cara kerja proximity adalah sebagai berikut:

  • Untuk melakukan deteksi pergerakan objek di sekitarnya, ternyata proximity sensor memanfaatkan adanya radiasi elektromagnetik (medan elektromagnetik). Dimana sensor jarak tersebut juga mengatur interval nominal agar bisa melaporkan objek yang terdeteksi.
  • Jadi, saat terdapat benda atau objek mendekati sensor maka akan tercipta sebuah sinyal. Benda atau objek tersebut bisa bersifat logam maupun non logam. Lalu kemudian signal tersebut akan dihubungkan dengan berbagai sistem otomatisasi.
  • Sensor Proximity terdiri dari device elektronik solid state yang tampilannya dalam kondisi terbungkus. Dengan keadaan terbungkus, maka akan melindungi perangkat tersebut dari getaran, korosif, ataupun cairan dan kimiawi yang berlebihan.
  • Dalam proses kerjanya, sensor gerak ini dapat diandalkan. Selain nilai akuratnya yan tinggi, sensor tersebut juga dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang sangat kecil sekalipun.
Jarak Deteksi Sensor Proximity



Jarak deteksi sensor proximity merupakan jarak yang dibutuhkan agar Sensor Proximity dapat bekerja dengan baik. Mengatur jarak yang tepat dari permukaan sensor membuat operasi kerja alat tersebut menjadi lebih stabil.

Standarnya posisi objek sensing transit yaitu sekitar 70% sampai dengan 80% dari jarak normalnya. Karakteristik rangkaian sensor proximity hanya bisa berfungsi jika jarak objek berada di 1 mm sampai dengan beberapa cm saja.


1. Induktif Proximity Sensor (Sensor Proximity Induktif)

Sensor Proximity Induktif adalah sensor yang bisa melakukan deteksi jika terdapat benda logan besi maupun non-ferro di sekitarnya. Fungsinya adalah untuk mendeteksi peralatan logam, menghitung benda logam, hingga aplikasi posisi.

Dalam penggunaannya, Sensor Proximity jenis ini sering digunakan untuk pengganti saklar mekanis. Selain kuat dan handal, alat tersebut juga dipercaya bisa membuat kinerja yang lebih cepat dan akurat. Terutama jika dibandingkan dengan saklar mekanis biasa.
Untuk mendapatkan medan elektromagnetik dengan frekuensi tinggi, pada umumnya sensor kedekatan induktif diproduksi dari koil atau inti ifrit. Karena hal tersebut pula, sensor ini sering digunakan untuk mendeteksi logam dalam mesin. Contoh pengaplikasian lainnya yakni digunakan sebagai perangkat otomasi.
2. Capacitive Proximity Sensor (Sensor Jarak Kapasitif).
Capacitive proximity sensor adalah jenis sensor yang bisa mendeteksi beberapa objek dalam satu waktu. Diantaranya yaitu yang berbentuk gerakan, komposisi kimia, level tekanan, level fluida dan juga komposisi lainnya.
Sensor proximity kapasitif ini bisa melakukan deteksi menggunakan dielektrik dengan kapasitas rendah. Misalnya saja untuk mendeteksi adanya objek berbahan plastik, kaca, atau bahkan bahan dielektrik yang berupa cairan sekalipun.
Sensor kedekatan kapasitif menghasilkan medan elektrostatik. Dalam proses kerjanya, sensor tersebut juga memiliki substansial yang mirip dengan sensor induktif.

Eleman aktif yang terdapat pada sensor kapasitif adalah terdiri dari dua buah elektroda logam. Yang mana elektroda ini dimasukan dalam rangkaian resonansi dengan frekuensi tinggi.

Jadi ketika ada objek yang mendekati permukaan sensor. Maka bidang elektrostatik dalam alat tersebut akan mendeteksi adanya objek.

Prinsip kerja sensor proximity capacitive adalah sebagai berikut:

  • Objek hanya dapat dideteksi dengan jarak tertentu, yakni maksimal 2 cm.
  • Metode pemasangan dilakukan dengan cara dibenamkan pada metal (flush) dan juga didekatkan pada objek-objek disekitarnya (non flush).
  • Medan elektrostatik akan mendeteksi beberapa jenis objek, baik logam maupun non logam.
3. Ultrasonic Proximity Sensor (Sensor Jarak Ultrasonik)

Ultrasonic proximity sensor adalah sensor kedekatan ultrasonic yang memiliki sistem operasi yang menyerupai sonar atau radar, yaitu dengan menghasilkan gelombang yang berupa gema, lalu kemudian akan dipantulkan ketika ada objek yang mendekatinya.

Jenis sensor ini sering digunakan untuk berbagai keperluan. Diantaranya digunakan untuk mengukur jarak benda, proses otomasi pabrik dan lain sebagainya.

Untuk dapat menghitung kedekatan jarak objek, sensor ultrasonik terlebih dahulu harus menghitung penerimaan sinyal dan juga transmisi sinyal.

4. Photoelectrik Proximity Sensor (Sensor Jarak Fotolistrik)
Photoelectrik Proximity Sensor atau Sensor Jarak Fotolistrik merupakan jenis sensor yang menggunakan media elemen fotolistrik untuk dapat mendeteksi objek.

Sensor dengan jenis fotolistrik memiliki beberapa keunggulan. Salah satu keunggulannya yakni dari segi jarak sensor yang mampu mendeteksi objek jauh sekalipun.
Ketika menggunakan sensor fotolistrik, Anda bahkan dapat mendeteksi objek dengan jarak hingga belasan meter sekalipun. Sensor fotolistrik terdiri dari 3 jenis, yaitu:

Direct Reflection
Pada Direct Reflection, emitor (pemancar) dan receiver (penerima) ditempatkan bersama dalam satu tempat. Dalam prosesnya, jenis sensor tersebut memanfaatkan cahaya yang dipantulkan secara langsung dari objek yang akan dideteksi.

Refleksi dan Reflektor
Pada jenis sensor fotolistrik yang satu ini, emitor dan receiver juga ditempatkan bersama. Namun dalam prosesnya, Anda juga membutuhkan peran reflektor. Sensor fotolistrik sering disebut juga sebagai sensor proximity optik.

Cara kerjanya yaitu apabila objek atau benda yang mendekati sensor maka akan tercipta cahaya yang memantul. Nah pantulan cahaya ini merupakan sinyal yang akan diterima oleh receiver. Dari sinilah receiver menandai bahwa ada objek yang sudah tertangkap.

Thru Beam
Thrue Beam adalah keadaan ketika emitor dan receiver ditempatkan secara terpisah. Kemudian ketika kondisi objek mengganggu sinar pemancar dan penerima. Lalu kemudian objek akan terdeteksi oleh sensor. 


C. Sensor pH

pH meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan keasaman atau kebasaan dari suatu larutan. pH adalah konsentrasi ion hidrogen pada suatu larutan. Suatu larutan yang mengandung banyak ion H+ akan dalam suasana asam sedangkan suatu larutan mengandung lebih banyak ion OH maka akan menjadi suasana asam. Kisaran rentang pH di kimia adalah dari 1-14. Suatu larutan dengan nilai pH 1 akan menjadi sangat asam dan dengan nilai pH 14 akan menjadi sangat basa. Keasaman dan kebasaan dari suatu larutan tergantung pada konsentrasi dari ion hidrogen (H+ ) dan ion OH. Suatu larutan netral yang terdiri dari air murni mempunyai pH 7. pH meter hampir semuanya berbentuk digital dengan display angka pada alatnya yang menunjukkan nilai pH dan suhu larutan.

Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan. Ujung elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.

Gambar : Elektroda Kaca

Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur. Kaca tersusun atas molekul silikon dioksida dengan sejumlah ikatan logam alkali. Pada saat bulb kaca ini terekspos air, ikatan SiO akan terprotonasi membentuk membran tipis HSiO+ sesuai dengan reaksi berikut:

SiO + H3O+ → HSiO+ + H2O

20140122-120206 PM.jpg
20140122-123419 PM.jpg
Gambar : Proses pertukaran H+

Seperti pada ilustrasi di atas bahwa pada permukaan bulb terbentuk semacam lapisan “gel” sebagai tempat pertukaran ion H+. Jika larutan bersifat asam, maka ion H+ akan terikat ke permukaan bulb. Hal ini menimbulkan muatan positif terakumulasi pada lapisan “gel“. Sedangkan jika larutan bersifat basa, maka ion H+ dari dinding bulb terlepas untuk bereaksi dengan larutan tadi. Hal ini menghasilkan muatan negatif pada dinding bulb.

Pertukaran ion hidronium (H+) yang terjadi antara permukaan bulb kaca dengan larutan sekitarnya inilah yang menjadi kunci pengukuran jumlah ion H3O+ di dalam larutan. Kesetimbangan pertukaran ion yang terjadi di antara dua fase dinding kaca bulb dengan larutan, menghasilkan beda potensial di antara keduanya.

Edinding kaca/larutan ≈ |RT/2,303F   loga(H3O+)|

dimana R adalah konstanta molar gas (8,314 J/mol K), T untuk temperatur (Kelvin), F adalah konstanta Faraday 96.485,3 C/mol, 2,303 adalah angka konversi antara logaritma alami dengan umum, dan a(H3O+) adalah aktivitas dari hidronium (bernilai rendah jika konsentrasinya rendah). Pada temperatur 25°C nilai dari RT/2,303F mendekati angka 59,16 mV. Angka 59,16 mV ini menjadi bilangan penting karena pada suhu konstan larutan 25°C, setiap perubahan 1 satuan pH, terjadi perubahan beda potensial elektrode kaca sebesar 59,16 mV.

Gambar : Perubahan tegangan menjadi pH

Perhitungan nilai aktivitas hidronium (a(H3O+)) pada persamaan di atas memiliki rentang yang sangat lebar yakni antara 10 hingga 10-15 mol/dm3. Sehingga untuk meringkas persamaan, maka lahirlah istilah pH dengan persamaan sebagai berikut:

pH = -log a(H3O+)

Tanda negatif adalah untuk membuat semua nilai pH dari berbagai larutan, kecuali larutan yang bersifat sangat ekstrim asam, menjadi bernilai positif.

Seperti yang telah kita bahas di atas, bulb kaca berisi larutan HCl yang merendam sebuah elektrode perak. HCl ini memiliki pH konstan karena ia berada pada sistem yang terisolasi. Karena pH konstan inilah maka ia menciptakan beda potensial yang konstan pada temperatur yang konstan pula. Sebut saja potensial tersebut bernilai E’, maka persamaan (Eq. 1) di atas bersama dengan persamaan (Eq. 2) didapatkan persamaan beda potensial total dari elektrode kaca:

Eelektrode kaca = E’ – RT/2,303F   pH

…… Eq. 3

20140122-090252 PM.jpg

Pada sebuah sistem pH meter secara keseluruhan, selain terdapat elektrode kaca juga terdapat elektrode referensi. Kedua elektrode tersebut sama-sama terendam ke dalam media ukur yang sama. Elektrode referensi digunakan untuk menciptakan rangkaian listrik pH meter. Untuk menghasilkan pembacaan pH yang valid, elektrode referensi harus memiliki nilai potensial stabil dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida yang diukur.

Seperti halnya elektrode kaca, di dalam elektrode referensi juga digunakan larutan HCl (elektrolit) yang merendam elektrode kecil Ag/AgCl. Pada ujung elektrode referensi terdapat liquid junction berupa bahan keramik sebagai tempat pertukaran ion antara elektrolit dengan larutan terukur, pertukaran ion ini dibutuhkan untuk menciptakan aliran listrik sehingga pengukuran potensiometer (pH meter) dapat dilakukan.





20140123-104334 AM.jpg

Gambar 35. Rangkaian Elektrode Kaca dan Elektrode Referensi Pada pH Meter

Gambar : perubahan temperature terhadap pengukuran pH


8.4 Flowchart dan Cara Kerja Alat

A. Flowchart






B. Cara Kerja Alat

    Pada smart trash memiliki 5 buah sensor, yaitu sensor ph, sensor ultrasonik ada 2, dan sensor ir proximity inductive dan capasitive. Sensor ultrasonic akan menyala ketika mendeteksi adanya manusia yang mendetekati tong samoah sehingga tong sampah akan terbuka. kemudian untuk sensor ultrasonic satu lagi akan menyala ketika tong sampah sudah penuh dan akan membuat speaker menyala yaitu sebagai indikator bahwa tong sampah telah penuh.

    Sensor ir proximity digunakan untuk mendeteksi sampah logam atau non logam. ketika sampah logam terdeteksi maka tong sampah akan bergerak kearah kiri dan memasukkannya ke bagian tong sampah dikiri. sedangkan ketika mendeteksi non logam maka tong sampah akan bergerak ke arah kanan dan masuk ke tong sampah yang di kanan. Kemudian sensor ir proximity 2 akan menseleksi lagi sampah non logam menjadi sampah an organik dan organik. ketika sampah organik maka sampah akan bergerak ke kiri dan apabila non organik maka ke kanan.

    Terakhir sensor  ph yaitu untuk mendeteksi sampah berbentuk cairan berbahaya. ketika sensor mendeteksi cairan berbahaya maka akan bergerak masuk ke arah tong sampah kiri.

9. Video[Back]

Video Simulasi Smart Trash Proteus

Video Alat smart trash



Video Diperiksa Muhammad Dafa (2010951044)



10. Download File[Back]

  • Download Rangkaian disini
  • Download Video Percobaan disini
  • Download Video Diperiksa disini
  • Download Jurnal 1 disini
  • Download Jurnal 2 disini
  • Download Jurnal 3 disini
  • Download Jurnal 4 disini
  • Download Jurnal 5 disini
  • Download Library Ultrasonic Sensor disini
  • Download Library IR Proximity disini
  • Download Library pH meter disini
  • Download Listing program disini
  • Download Datasheet IR Proximity Capacitive disini
  • Download Datasheet Ultrasonic sensor disini
  • Download Datasheet Resistor  disini
  • Download Datasheet Kapasitor  disini
  • Download Datasheet Induktor disini
  • Download Datasheet LED disini
  • Download Datasheet Motor DC disini
  • Download Datasheet Potensiometer disini
  • Download Datasheet Arduino Uno disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Bahan Presentasi untuk Mata Kuliah ELEKTRONIKA, SISTEM DIGITAL, DAN uP&uC OLEH: Rial Rifwandi 2010951037 Dosen Pengampu: Darwison, M.T...